NEW YORK – Mata uang Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (28/10/2020) waktu setempat. Ini karena euro tertekan ke posisi terendah dalam sepekan akibat prospek lockdown nasional di Jerman dan Prancis akibat meningkatnya virus Corona.
Selain itu, pengukur volatilitas tersirat dalam mata uang umum dan yen mencapai tertinggi sebagai bukti investor menunggu pemilihan presiden AS Selasa depan.
Baca juga: Dolar Tergelincir Akibat Aksi Ambil Untung Investor di Pasar Modal
Dilansir CNBC, Jakarta, Kamis (29/10/2020), indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, naik 0,3% menjadi 93,45.
Namun, dolar tergelincir 0,1% terhadap yen menjadi 104,33 yen. Sebelumnya, greenback jatuh ke level terendah dalam lebih dari satu bulan.
Euro juga turun 0,6% terhadap yen menjadi 122,44 yen, setelah sebelumnya tenggelam ke level terlemah sejak Juli. Di tempat lain, pound Inggris turun 0,7% versus dolar menjadi $ 1,2958.
Baca juga: Dolar AS Sentuh Level Terendah dalam 7 Minggu Terakhir
Jerman dan Prancis sedang bersiap untuk mengumumkan pembatasan yang mendekati penguncian pada musim semi karena kematian Covid-19 di seluruh Eropa meningkat hampir 40% dalam seminggu. Sementara pasar keuangan jatuh di tengah kekhawatiran kemungkinan biaya ekonomi.
Komisi Eropa pada Rabu mengusulkan serangkaian tindakan baru untuk memerangi pandemi COVID-19 di Uni Eropa, dengan mengatakan lonjakan baru infeksi di benua itu "mengkhawatirkan".
Vassili Serebriakov, ahli strategi FX di UBS di New York, mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di Eropa dan di seluruh dunia dan potensi penguncian baru telah mengurangi selera pasar terhadap risiko.